
Pengalaman 4 Orang Indonesia Bekerja di Luar Negeri
Pernah tdk berpikir utk mencoba bekerja di luar negeri? Atau mungkin pernah mendapat tawaran kerja di luar negeri? Jika iya, jangan hanya berpikir enaknya saja! Bekerja di luar negeri punya plus minusnya sendiri. Ada perlu memikirkan dengan baik.
Yg terpenting adalah tidak membandingkan gaji! Nominalnya mungkin lebih besar, tapi apakah sisa untuk ditabung jadi lebih besar? Sebuah situs manajemen keuangan mewawancarai 4 orang Indonesia yang bersedia berbagi pengalamannya bekerja di luar negeri. Yuk, simak terus kisahnya. Jangan lupa rate 5 yah kalau senang
Quote:
1. Leona, IT Professional, Bekerja di Singapura
Leona bekerja di Singapura sebagai Professsional di bidang IT. Menerima gaji 4x lebih besar dibanding di Indonesia. Biaya hidup di Singapura tidak jauh berbeda dengan di Jakarta. Bedanya adalah Ia tidak memiliki asisten rumah tangga dan menggunakan transportasi umum sehari-hari. Karena Leona masih single, dia bisa menabung hingga 75% dari pendapatannya walaupun masih hangout bersama teman2nya 4-8x sebulan lho!
2. Sidharya, Programmer, Bekerja di Jepang
Sindharta, seorang programmer di Jepang. Menurutnya peluang utk berkarir di bidangnya sangat susah diraih saat di Indonesia. Posisi Sindharta sekarang memberikan gaji 20x lebih besar dibanding di Indonesia meskipun begitu biaya hidupnya 4x lebih besar juga di Jepang. Dengan memiliki seorang istri & satu anak, Ia bisa menabung 20% dr pendapatannya. Untungnya, sekolah negeri disana gratis hingga SMP jadi tidak lagi pusing memikirkan biaya pendidikan anak.
3. Sesilia, Desainer Grafis, Bekerja di Belanda
Sebagai desainer grafis di Eropa, tepatnya Belanda, Sesil mendapat gaji 10x lebih besar dibanding di Indonesia. Menabung di Belanda agak susah dibanding di Indonesia karena harga barang dan pajak yang tinggi, ia bisa menabung 10%-20% dari penghasilannya. Ia juga jarang nonton bioskop atau pergi ke salon, hiburannya adalah hangout bersama teman2 di kafe atau ruang hijau di kota. Karena beda benua dan tiket yg mahal, membuatnya jarang pulang ke Indonesia, tetapi dia bisa berlibur keliling Eropa setahun sekali
4. Ruth, Dosen, Bekerja di Amerika
Terakhir adalah Ruth, seorang dosen S1 di Amerika dengan penghasilannya 4x lebih besar dibanding disini. Hidup di AS tentu lebih mahal, dia mengakalinya dgn sharing apartment, ia juga jarang nonton bioskop dan memilih hiburan yang gratis. Dengan gaya hidup yg mengurangi hiburan waktu weekend, ia bs menabung 25%-30% dari penghasilannya dan berlibur sekitar AS setahun sekali
Nah, bagaimana detikers? Ternyata tinggal dan bekerja di luar negeri tidaklah se-glamour yang sering dibayangkan bukan? Pikirkan baik - baik sebelum Anda menerima tawaran atau memutuskan untuk bekerja di luar negeri!
Sumber : Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Bekerja di Luar Negeri atau
Can You Afford to Take That Job Offer Abroad?